MUSIK SEBAB BENCANA YANG DIABAIKAN - Permata Salafus Sholih

Breaking

Meniti Aqidah dan Manhaj Para Nabi dan Salafus Sholeh

Anda diperbolehkan mengkopi paste ayat, hadist dan terjemahannya tanpa menyebutkan sumbernya serta diperbolehkan untuk menyebarkan artikel-artikel di blog ini dengan menyertakan sumbernya, namun anda dilarang menyebarkannya dengan mengeditnya dan mengakui sebagai tulisan anda dengan tujuan komersil atau non komersil

Jumat, 19 Februari 2016

MUSIK SEBAB BENCANA YANG DIABAIKAN

Banyak terjadi bencana pada zaman ini, tanah longsor, gelombang tsunami, gempa bumi, kebakaran, kecelakaan pesawat, angin ribut dan lain-lainnya. Ada apa gerangan?

Sebenarnya jauh hari Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkannya, namun kebanyakan manusia mengabaikannya, bahkan mereka tidak mau tahu semua itu, seakan-akan menutup telinga  tidak mau mendengarkan peringatan beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam. Allahul Musta’an.

Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ أَنَسٍ , قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَيَكُونَنَّ فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ خَسْفٌ وَقَذْفٌ وَمَسْخٌ وَذَلِكَ إِذَا شَرِبُوا الْخُمُورَ , وَاتَّخَذُوا الْقَيْنَاتِ , وَضَرَبُوا بِالْمَعَازِفِ»

Dari Anas, beliau berkata,”Rosulullah sholallallahu alaihi wa sallam bersabda,’ Sungguh  akan terjadi  pada umat ini penenggelaman, pelemparan batu dan perubahan wujud. Dan itu terjadi apabila mereka minum khomr, mengidolakan penyanyi dan memainkan alat musik.’”(HR. Ibnu Abid dunya: 7) 

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «فِي هَذِهِ الأُمَّةِ خَسْفٌ وَمَسْخٌ وَقَذْفٌ»، فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ المُسْلِمِينَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَتَى ذَاكَ؟ قَالَ: «إِذَا ظَهَرَتِ القَيْنَاتُ وَالمَعَازِفُ وَشُرِبَتِ الخُمُورُ»: وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الحَدِيثُ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرْسَلٌ وَهَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ

Dari Imron bin Hushoin, “bahwasanya Rosulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda,’ Akan terjadi pada umat ini penenggelaman, perubahan wujud dan pelemparan.’ Maka salah seorang kaum muslimin bertanya,’Wahai rosulullah, kapankah hal itu terjadi?’ maka beliau menjawab,’ketika para penyanyi dan musik telah nampak merajalela serta khomr (minuman keras) dikonsumsi.’”(HR. at-Turmudzi: 2212)

DERAJAT HADIST MENURUT PENILAIAN ULAMA'

Al-Mundziri mengatakan,”diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari riwayat Abdullah bin Abdul Quddus, dan beliau menganggapnya tisqoh serta beliau berkata hadist Ghorib dan diriwayatkan dari  al-A’masy, dari Abdur Rohman bin sabith secara mursal. “ (at-Targhib wa at-Tarhib: 3/182). 

Dihasankan oleh al-Munawi dalam at-Taisir  bi Syarh al-Jami’ as-Shoghir : 2/179.

Imam as-Syaukani mengatakan Hasan lighorihi dalam Nailul Author : 8/116.

 Imam Shon’ani dalam at-Tanwir Syarh al-Jami’ as-shogir: 7/557, mengatakan ,”Penyusunnya (Penyusun kitab al- Jami’ as-Shogir yaitu Imam Suyuti, pent) mengisyaratkan  hadist ini hasan.” 

Hadist ini dishohihkan pula oleh Syaikh al-Albani dalam as-Silsilah as-Shohihah: 2203, shohih al-Jami’ as-Shoghir wa Ziyadatuh : 4273 dan 5467, dan sunan at- turmudzi, lihat pula as-Shohihah: 1604

PELAJARAN HADIST

Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata:

وَمَعْلُومٌ عِنْدَ الْخَاصَّةِ وَالْعَامَّةِ أَنَّ فِتْنَةَ سَمَاعِ الْغَنَاءِ وَالْمَعَازِفِ أَعْظَمُ مِنْ فِتْنَةِ النَّوْحِ بِكَثِيرٍ، وَالَّذِي شَاهَدْنَاهُ نَحْنُ وَغَيْرُنَا وَعَرَفْنَاهُ بِالتَّجَارِبِ أَنَّهُ مَا ظَهَرَتِ الْمَعَازِفُ وَآلَاتُ اللَّهْوِ فِي قَوْمٍ، وَفَشَتْ فِيهِمْ، وَاشْتَغَلُوا بِهَا، إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْعَدُوَّ، وَبُلُوا بِالْقَحْطِ وَالْجَدْبِ وَوُلَاةِ السُّوءِ، وَالْعَاقِلُ يَتَأَمَّلُ أَحْوَالَ الْعَالَمِ وَيَنْظُرُ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ.

“Telah diketahui oleh para ahli ilmu dan orang awam bahwasanya fitnah mendengarkan lagu dan musik itu lebih besar daripada fitnah meratapi mayit. Yang telah kami dan yang lain saksikan dan alami, bahwasanya tidaklah nampak merajalela  musik dan alat-alat hiburan pada suatu kaum serta mereka menyibukkan diri dengannnya  kecuali Allah telah menguasakan musuh atas mereka dan mereka ditimpa kemarau panjang dan krisis ekonomi, dipimpin oleh pemerintahan yang buruk.  Maka orang yang berakal (cerdas) akan mengamati kejadian alam dan melihatnya, Wallahul Musta’an.”(Madarijus Salikin: 1/496, Darul Kitab al-Arobi, Beirut, Cet. Ketiga, 1416 H, via Maktabah Syamelah)

Beliau juga berkata ketika mengomentari jawaban Ibnu Abbas terhadap pertanyaan seseorang mengenai hukum nyanyian orang-orang Arab:

فهذا جواب ابن عباس رضى الله عنهما عن غناء الأعراب، الذى ليس فيه مدح الخمر والزنا واللواط، والتشبيب بالأجنبيات، وأصوات المعازف، والآلات المطربات. [فإن غناء القوم لم يكن فيه شىء من ذلك، ولو شاهدوا هذا الغناء لقالوا] أعظم قول. فإن مضرته وفتنته فوق مضرة شرب الخمر بكثير، وأعظم من فتنته.
“Maka inilah jawaban Ibnu Abbas rodhiyallahu anhuma tentang nyanyian orang-orang Arab yang tidak menyanjung khomr (minuman keras), zina dan homoseks  serta tidak dicampuri wanita, suara musik dan alat-alat orkes. Maka nyanyian kaum ini tidak ada sedikitpun hal-hal tersebut, seandainya mereka menyaksikan nyanyian zaman sekarang ini pasti mereka akan lebih sangat mengingkarinya, karena keburukan dan fitnah nyanyian sekarang lebih besar keburukandaripada keburukan dan fitnah minum khomr (minuman keras).”(Ighotsatul Lahfan: 1/243,Tahqiq Muhammad Hamid Fiqi, Maktabah Ma’arif, Riyadh,Via Maktabah Syamelah)

Syaikh Muhammad bin Ibrohim Alu as Syaikh rohimahullah berkata:

وإذا كان هذا كلام ابن القيم في غناء أهل عصره، فكيف بغناء هذا العصر الذي يذاع، ويسمع الرجال والنساء، والخاص والعام فيما شاء الله من البلاد؟ ! فتعم مضرتة، وتنتشر الفتنة به، ولا شك أن هذا أشد إثما وأعظم مضرة.

“Jika Ucapan Ibnul Qoyyim terhadap Nyanyian orang-orang pada zamannya saja begitu, maka bagaimana dengan nyanyian zaman sekarang yang disiarkan dan didengarkar oleh lelaki dan wanita, oleh tokoh atau orang awam di negeri-negeri yang dikehendaki oleh Allah?! Maka meluaslah bahayanya dan menyebarlah fitnah karenanya, maka tidak meragukan lagi bahwa ini adalah dosa yang terdahsyat dan terbesar bahayanya.”(Ad-Duror as- Sanniyah fi al-Ajwibah an-Najdiyyah:15/103,Tahqiq Abdur Rohman, cet. Keenam, 1417 H, via Maktabah Syamelah)

Jika dalam diri kita terdapat kecintaan terhadap musik, tidak sadarkah kita bahwa kita adalah merupakan bagian dari penyebab bencana yang terjadi akhir-akhir ini.

Orang yang cerdas adalah orang yang taat kepada Allah dan Rosul-nya serta meninggalkan hawa nafsunya. Kalau kecintaan kepada musik lebih mengalahkan cinta kepada Allah dan rosul-Nya maka dialah orang yang bodoh karena menuruti hawa nafsu yang tidak bermanfaat sama sekali bagi kehidupan di dunia dan akhirat dan hanya akan menimbulkan malapetaka saja.

Telah banyak para pemusik profesional yang sadar akan kesalahan mereka dan bertaubat dan meninggalkan yang dulunya mereka cintai dan gandrungi. Tidakkah kita meniru mereka ini. Kalau ini yag kita tiru, mudah-maudahan kita selalu mendapat rohmat Allah.

Oleh Abu Hasan as-Syihaby
Selasa pagi di belahan utara kabupaten Lamongan, 22 Robi’ul Awwal 1436 H/ 13 Januari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah atas kunjungan dan perhatian anda. Komentar yang bijak adalah kehormatan kami.