Kesetiaan Seekor Anjing - Permata Salafus Sholih

Breaking

Meniti Aqidah dan Manhaj Para Nabi dan Salafus Sholeh

Anda diperbolehkan mengkopi paste ayat, hadist dan terjemahannya tanpa menyebutkan sumbernya serta diperbolehkan untuk menyebarkan artikel-artikel di blog ini dengan menyertakan sumbernya, namun anda dilarang menyebarkannya dengan mengeditnya dan mengakui sebagai tulisan anda dengan tujuan komersil atau non komersil

Kamis, 19 Januari 2017

Kesetiaan Seekor Anjing

Anjing adalah binatang yang banyak menimbulkan masalah dalam kehidupan seorang muslim. Namun demikian, ia juga memiliki keunikan keunikan kesetiaaan kepada majikannya.

Ismail bin Muhammad al-Ashbahani atau Qowwamus sunnah rohimahullah menceritakan:

قَالَ أَبُو عُثْمَانَ سَعِيدُ بْنُ سَلَّامَ الْمُقْرِئُ: قَالَ: كُنْتُ فِي ابْتِدَاءِ أَمْرِي فِي جَزِيرَةِ سِقَلِّيَةَ، وَكَانَ لِي فَرَسٌ وَكَلْبٌ، فَكُنْتُ أَصْطَادُ الْوَحْشَ، وَكَانَ لِي قَعْبٌ فِيهِ لَبَنٌ، فَجِئْتُ يَوْمًا لِأَشْرَبَ اللَّبَنَ، فَنَبَحَ عَلَيَّ كَلْبِي وَحَمَلَ عَلَيَّ حَمْلَةً شَدِيدَةً مَنَعَنِي عَنْ شُرْبِ اللَّبَنِ، فَتَعَجَّبْتُ مِنْهُ وَتَأَخَّرْتُ ثُمَّ قَصَدْتُ ثَانِيًا لِأَشْرَبَ، فَحَمَلَ عَلَيَّ الْكَلْبُ ثَانِيًا فَتَأَخَّرْتُ فَلَمَّا كَانَ الثَّالِثَ قَصَدْتُ لِأَشْرَبَ، فَانْكَبَّ الْكَلْبُ عَلَى الْقَعْبِ وَشَرِبَ اللَّبَنَ، فَتَهَرَّى مِنْ سَاعَتِهِ وَلَعَلَّ الْكَلْبَ كَانَ يَنْظُرُ إِلَى حَيَّةٍ جَعَلَتْ رَأْسَهَا فِي اللَّبَنِ، فَبَذَلَ نَفْسَهُ إِشْفَاقًا عَلَيَّ، فَصَارَ ذَلِكَ سَبَبَ تَوْبَتِي وَدُخُولِي فِي هَذَا الْأَمْرِ، فَانْظُرُوا إِلَى وَفَاءِ ذَلِكَ الْكَلْبِ.

Abu Utsman Sa’id bin Salam al-Muqri’ berkata,”Suatu ketika aku mengawali urusanku di pulau Sicilia, ketika itu aku memiliki kuda dan anjing, maka akupun berburu binatang liar. Dan aku  mempunyai gelas besar berisi susu. Suatu hari aku akan minum susu tersebut. Namun, anjingku menyalak dan mendorongku dengan keras. Ia melarangku minum susu. Aku pun heran dan mundur.  Lalu aku berniat minum lagi, iapun mendorongku lagi. Maka akupun mundur. Maka ketiga kalinya aku hendak minum maka anjing itu pun menelungkupkan dirinya di  atas gelas lalu minum susu. Seketika itu juga dia menjadi loyo. Mungkin anjing itu telah melihat ada seekor ular berbisa yang meletakan kepalanya di susu. Maka dia mengorbankan diri karena sayang kepadaku. Maka hal itu adalah sebab taubatku dan masuknya aku dalam urusan ini, maka lihatlah kesetiaan anjing tersebut.(Siyar as-Salaf  as-Sholihin. Hal. 1299, Daar ar-Royah li An-Nashr wa at-Tauzi’, Riyadh, via Maktabah Syamelah)

Faedah
1.    Menyayangi binatang
Binatang yang diperlakukan dengan baik dan penuh kasih sayang, maka dia akan memberikan balasan kebaikan, sebagaimana dalam kisah di atas. Seekor anjing yang diperlakukan dengan baik oleh pemiliknya, akan memberikan balasan kebaikan.
Bahkan orang yang mempunyai kasih sayang kepada semua makhluk akan diberi rahmat atau kasih sayang oleh  Allah.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:«الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
 ،
Dari Abdullah bin Amr, dia berkata,”Rosulullah ﷺ bersabda,’Orang yang penyayang  itu akan disayang oleh Ar-Rohman (Dzat yang Maha penyayang), maka sayangilah yang ada di bumi maka kalian yang di langit akan menyayangimu.”(HR. Tirmidzi no. 1924, dishohihkan oleh syaikh al-Albani)

Selain itu, menyayangi makhluk yang bernyawa akan mendatangkan pahala dan ampunan dari Allah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ، اشْتَدَّ عَلَيْهِ العَطَشُ، فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيهَا، فَشَرِبَ ثُمَّ خَرَجَ، فَإِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ، يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ العَطَشِ، فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الكَلْبَ مِنَ العَطَشِ مِثْلُ الَّذِي كَانَ بَلَغَ بِي، فَنَزَلَ البِئْرَ فَمَلَأَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ، فَسَقَى الكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ " قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ [ص:10]، وَإِنَّ لَنَا فِي البَهَائِمِ أَجْرًا؟ فَقَالَ: «نَعَمْ، فِي كُلِّ ذَاتِ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ»

Dari Abi Huroiroh, bahwasanya Rosulullah ﷺ bersabda,”Suatu ketika ada seorang yang berjalan di suatu jalan, dan merasa sangat haus. Kemudian dia menemukan sebuah sumur, lalu dia turun dan minum. Kemudian dia keluar dan mendapati seekor anjing menjulurkan lidah seolah-olah makan tanah karena haus, lalu orang itu berkata,’Anjing ini haus seperti aku tadi,’ Maka dia turun kembali dan mengisi sepatunya dengan air lalu ia pegang dengan mulutnya. Dan dia memberi minum anjing itu, maka Alah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.’ Mereka bertanya,’ Ya Rosulullah apakah kita memperoleh pahala sebab binatang? ‘ maka beliau menjawab,’Iya, dalam (menyayangi )setiap makhluk hidup itu ada pahalanya.’”(HR. Bukhori no. 6009)

2.    Bolehnya memelihara Anjing pemburu
Dalam kisah tersebut disebutkan bahwa Abu Utsman Sa’id bin Salam al-Muqri’  memiliki seekor anjing untuk berburu. Dan anjing pemburu adalah anjing yang diperbolehkan untuk dipelihara. Dalam syari’at Islam anjing itu terlarang untuk dipelihara kecuali tiga jenis anjing, yaitu, Anjing pemburu, anjing penjaga ternak dan anjing penjaga tanaman. Hukuman bagi yang memelihra anjing selain tiga jenis tersebut maka pahalanya akan berkurang satu atau dua Qiroth (sebesear gunung yang besar) setiap harinya.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ اتَّخَذَ كَلْبًا إِلَّا كَلْبَ مَاشِيَةٍ، أَوْ صَيْدٍ، أَوْ زَرْعٍ، انْتَقَصَ مِنْ أَجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطٌ»

Dari Abi Huroiroh, bahwasanya Nabi ﷺ bersabda,”Siapa yang memelihara anjing maka akan dikurangi pahalanya satu qiroth setiap hari, kecuali Anjing penjaga ternak, anjing pemburu dan anjing penjaga tanaman.”(HR. Turmidzi no. 1490)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا، لَيْسَ بِكَلْبِ صَيْدٍ، وَلَا مَاشِيَةٍ، وَلَا أَرْضٍ، فَإِنَّهُ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِهِ قِيرَاطَانِ كُلَّ يَوْمٍ»،

Dari Abi Huroiroh, dari Rosulullah ﷺ, beliau bersabda,”Barangsiapa yang memiliki anjing selain anjing pemburu, anjing penjaga ternak dan selain anjing penjaga tanaman, maka akan dikurangi pahalanya dua qiroth setiap hari.”(HR. Muslim no. 1575)

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rohimahullah berkata:

وهذا يدل على أنه لا ينبغي اقتناء الكلب، ولا يشرع اقتناؤه، بل ظاهر الحديث منع ذلك ما دام ينقص الأجر قيراطين، هذا أمر خطير، هو يدل على كراهة ذلك أو تحريمه، ومعلوم أن المؤمن ينبغي له أن يبتعد عن كل ما ينقص أجره، فلا يقتني الكلب إلا لهذه الثلاث: إما لصيد، وإما لماشية، وإما لزرع

“Hal ini menunjukkan bahwa tidak selayaknya memiliki anjing, dan tidak disyari’atkan memilikinya, bahkan dzohir hadist melarangnya karena pahala akan dikurangi dua qiroth. Ini masalah yang berbahaya. Ini menunjukkan dibencinya perbuatan tersebut atau diharamkan. Telah diketahui bahwa orang mukmin itu selayaknya menjauhi setiap amalan yang  mengurangi pahala. Janganlah memiliki anjing kecuali tiga jenis , yaitu: Anjing pemburu, anjing penjaga ternak dan penjaga tanaman.”(Fatawa Nur ‘Alad Darb : 5/383)

Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahullah berkata:

وأما اتخاذ الكلب وكون الإنسان يقتنيه فإن هذا حرام بل هو من كبائر الذنوب والعياذ بالله لأن الذي يقتني الكلب إلا ما استثنى ينقص من أجره كل يوم قيراطان

“Adapun memelihara dan memiliki anjing maka ini perbuatan haram bahkan termasuk dosa besar, wal iyadzu billah, karena orang yang memiliki anjing selain yang dikecualikan maka pahalanya dikurangi dua qiroth setiap harinya.”(Syarh Riyadhis Sholihin: 6/429)
Beberapa hukum yang terkait dengan anjing. Klik di sini

Oleh Abu Hasan as-Syihaby
Ba’da Ashar di kawasan pantura kabupaten Lamongan Jatim, Ahad, 17 Robi’uts Tsani 1438 H/ 15 Januari 2017 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah atas kunjungan dan perhatian anda. Komentar yang bijak adalah kehormatan kami.