Kisah Unik Ulama’ Salaf dalam Menuntut Ilmu - Permata Salafus Sholih

Breaking

Meniti Aqidah dan Manhaj Para Nabi dan Salafus Sholeh

Anda diperbolehkan mengkopi paste ayat, hadist dan terjemahannya tanpa menyebutkan sumbernya serta diperbolehkan untuk menyebarkan artikel-artikel di blog ini dengan menyertakan sumbernya, namun anda dilarang menyebarkannya dengan mengeditnya dan mengakui sebagai tulisan anda dengan tujuan komersil atau non komersil

Jumat, 09 Maret 2018

Kisah Unik Ulama’ Salaf dalam Menuntut Ilmu

Zaman sekarang, berbagai fasilitas tehnologi telah ditemukan seperti pengeras suara, komputer, hp android, internet dan yang lainnya. Hal ini sebenarnya mempermudah manusia untuk dapat mengakses ilmu yang bermanfaat. Namun keadaan yang serba mudah seperti ini masih banyak orang yang malas menuntut ilmu.

Berbeda dengan zaman Para Ulama’ salaf dulu, fasilitas terbatas, tekhnologi masih sangat traditional, namun mereka begitu bersemangat dalam menuntut ilmu. Semua itu tidak menjadi hambatan bagi mereka. Mereka juga tidak putus asa dalam mengejar ilmu dan menjaga waktu. Dalam menuntut ilmu, ada diantara mereka yang rela berjalan menempuh jarak yang sangat jauh hanya untuk mencari sebuah  hadist. Ada pula kisah-kisah unik yang terkesan lucu dan konyol, namun semua itu menunjukkan semangat mereka yang kuat untuk mendapatkan ilmu agama. Berikut kisah unik mereka:
Dapatkan diskon menarik

Ibnu Asakir menceritakan:
ابن عمرو يقول كنت في مجلس يزيد بن هارون وهو يملي علينا ونحن في زحام شديد ومعنا يحيى بن معين وعلي بن المديني وابن الشاذكوني فأخذني البول فنزعت جبتي المحشوة وبلت فيها قال وكنت يوما في مجلس يزيد وبالقرب مني يحيى بن معين وعليه طيلسان جديد قيمته دنانير فانكسر قلمه فمسحه بطيلسانه وكتب به
“Syu’aib Bin Amr Abu Muhammad ad-Dhob’i berkata,’Aku pernah di majelis Yazid bin Harun, ketika itu dia tengah mendikte kami, sedangkan kami berdesak-desakan. Ketika itu, kami bersama Yahya Bin Ma’in, Ali bin al-Madini dan Ibnu Syadzakuni. Aku pun tidak tahan ingin buang air, lalu aku pun melepas jubah longgarku dan aku kencing di dalamnya.’ Dia juga berkata,’Aku juga pernah di majelis Yazid, Di dekatku ada Yahya bin Ma’in sedang memakai jubah baru, harganya beberapa dinar, lalu penanya pecah, maka dia menghapus dengan jubahnya dan menulis dengannya.” (Tarikh Dimasq:23/113)

Ibnul Qoyyim rohimahullah juga bercerita:

وحدثني أخو شيخنا عبد الرحمن بن تيمية عن أبيه قال كان الجد إذا دخل الخلاء يقول لي اقرأ في هذا الكتاب وارفع صوتك حتى اسمع
“Telah menceritakan kepadaku saudara syaikh kami, Abdurohman bin Taimiyah dari bapaknya (Abdul Halim bin Taimiyah-pent), dia berkata,’Apabila kakek (Majduddin Abul Barokat-pent) masuk WC ia berkata kepadaku,’Bacalah kitab ini dan keraskan suaramu sampai aku mendengarnya.’” (Roudhotut Tholibin hal. 70)

Ibnu Rojab al-Hanbali rohimahullah mengomentari kisah ini:

يشير بِذَلِكَ إِلَى قوة حرصه عَلَى العلم وحصوله، وحفظه لأوقاته.
“Hal itu menunjukkan hasratnya yang kuat untuk menuntut dan memperoleh ilmu serta penjagaannya terhadap waktu.”(Dzail Thobaqotl Hanabilah :4/5)

Oleh Abu Failaqullah as-Syihaby
Malam selepas hujan di kawasan pantura kabupaten Lamongan Jatim, Jum’at, 22 Jumadis Tsani 1439 H/ 9 Maret 2018 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah atas kunjungan dan perhatian anda. Komentar yang bijak adalah kehormatan kami.